Kamis, 27 November 2014

Akulturasi Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia


A.          Tradisi Lokal Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusanrtara merupakan kondisi objektif yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi Islam di Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan system sosiokultural pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut kepercayaan masyarakat.
Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga memiliki sistem penghetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masuknya unsur baru dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi yang berbeda-beda.Adanya hukum adat yang terbentuk dari tradisi sosial buadaya masyarakat setempat merupakan bentuk paing jelas dari institusi lokal yang mengatur tatanan masyarakat.Berdasarkan pengelompokan yang diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat sembilan belas wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu.Interaksi antara hukum Islam dan hukum adat yang telah ada sebelum Islam menjadi pedebatan di berbagai daerah. Daerah yang memiliki adat sangat tinggi dan paling terpengaruh oleh proses Islamisasi antaralain Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
Kepercayaan atau tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi megalithikum pada dasarnya berkaitan pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi pada alam. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah     hasil dari masyarakat lokal untuk menciptakan keteraturan dengan cara membagi beberapa hal seperti benda, binatang, manusia dan roh. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara dalam menjaga tatanan keteraturan tersebut menceritakan kembali mitos, melakukan serangkaian upacara adat, kemudian mempraktekan bagaimana cara bercocok tanam, serta melakukan korban dan selamatan. Setelah masuknya pengaruh asing, tradisi dan kepercayaan lokal tidak hilang begitu saja.Agama Islam yang masuk ke Nusantara berhadapan dengan tradisi dan kepercayaan Hindu-Buddha dan lokal.
                    
B.      Perpaduan Tradisi lokal dengan tradisi     Hindu-Buddha
Sebelum masuknya kepercayaan dan kebudayaan Hindu-Buddha, Indonesia telah memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang cukup maju.Masuknya budaya Hndu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup besar.Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang cukup maju, jadi masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan kebudayaan asli Indonesia.Dengan demikian, lahirlah kebudayaan baru yaitu merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu Buddha. Akulturasi kebudayaan tersebut antara lain adalah:
1.                    Sistem Kepercayaan
                        Sebelum masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, kita ketahui bahwa dejak zaman prasejarah bangsa Indonesi telah memiliki sistem kepercayaan yaitu memuja arwah roh nenek moyang (animisme), kepercayaan terhadap binatang yang memiliki kekuatan magis (totenisme), dan kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan magis (dinamisme). Dengan masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia terjadilah akulturasi. Sebagai contoh apabila dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa di candi , terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Begitu pun dengan sesajen-sesajen yang dipersembahkan untuk dewa, hal itu menyerupai sistem kepercayaan pada zaman prasejarah.
           
2.                    Filsafat
                        Wujud akulturasi Indonesia dan Hindu-Buddha di bidang filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang. Isi cerita tersebut mengandung nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan berakhir dengan kehancuran.
                        Seni wayang yang sudah populer dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.Namun, penampilan wujud tokoh dalamwayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.Baik dalam agama Hindu maupun Buddha, keduanya mempercayai hukum karma dan reinkarnasi.

3.                 Pemerintahan
                        Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pemerintahan di Nusantara berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpinatau kepala suku dilakukan melalui pemilihan.Setelah masuknya Hindu-Buddha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tetapi secara turun-temurun. Namun dalam seiring berjalannya sistem kerajaan, sifat pemerintahan demokratis pun masih tetap ada. Pemerintah kerajaan tetap melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

4.                    Seni Bangunan
                        Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi.Bentuk bangunan candi dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi, tubuh candi, dan kepala candi. Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambing jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian di atasnya terdapat patung dewa ( Syiwa jika menganut agama Hindu Syiwa atau Wisnu bila menganut Hindu Wisnu), dan pada puncaknya terdapat lambing para dewa (teratai). Dengan demikian, jika dilihat dari bentuk bangunan candi ada kemiripan dengan bangunan punden berundak.Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsure Hindu-Buddha dan unsur Indonesia.

5.                    Seni Rupa
                        Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha berpengaruh terhadap  perkembangan seni rupa di Indonesia. Contoh, seni hias yang berbentuk relief pada dinding candi di Indonesia menunjukan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Buddha.Hiasan relief pada candi biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.
                         Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang Buddha  Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia, karena ditemukannya gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati.
           

6.                    Seni Sastra
                        Pengaruh seni sastra di India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia.Bahasa Sansekerta berpengaruh besar terhadap sastra Indonesia.Beberapa prasasti di Indonesia umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.Dalam perkembangan bahasa Indonesia  saat ini, bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam pemerintahan. Selain itu juga, bahasa sansekerta digunakanm dalam kitab-kitab kuno di Indonesia seperti Baratayudha dan Mahabarata.
           


7.                    Sistem Kalender
                        Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Buddha turut berpengaruh dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia.Kemudian ditemukannya candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan kalender Saka.
                        Tahun Saka dimulai tahun 78M.Kalender saka merupakan kalender dari India yang digunakan di Indonesia.Penggunaan kalender Saka ditemukan di dalam Prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 606 Saka (684 M).Contoh prasasti tersebut adalah wujud dari akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dan Indonesia.


C. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budddha, dan Islam di Indonesia

Ketika Islam masuk dan berkembang di Indonesia, dengan seiringnya waktu kebudayaan Islam pun ikut berkembang.Unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam budaya Indonesia tanpa menghilangkan kebudayaan yang sebelumnya sudah ada.Kemudian lahirlah kebudayaaan baru, yaitu akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dan mencangkup pula kebudayaan Hindu-Budhha. Perpaduan budaya Islam dengan Indonesia antara lain sebagai berikut.

1.          Seni Bangunan
a.      Bangunan Makam
Makam adalah salah satu bentuk kebudayaan Islam, namun di Indonesia sendiri mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur lokal sendiri dengan unsur Islam.Seperti berikut ini.
1)      Fisik  Bangunan
Makam yang sering dijumpai di Indonesia adalah makam yang menggunakan tambahan batu-bata seperti bangunan rumah.Namun, sebenarnya dalam ajaran Islam tidak ada aturan seperti itu. Dari hal tersebutlah dapat terlihat bahwa kebudayaan Islam  yang ada di Indonesia berkembang tidak terlepas dengan kebudayaan sebelumnya. Karena, bentuk yang menyerupai bangunan rumah tersebut adalah menyerupai candi dan punden berundak.

2)      Tata Upacara Pemakaman
Pada tata upacara pemakaman terlihat ada akulturasi antara Islam dengan tradisi lokal.Biasanya setelah penguburan diadakan selamatan tiga hari, tujuh hari, sampai empat puluh hari, tradisi tersebut merupakan akulturasi dengan Hindu-Buddha.Selain itu, ada juga tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti hal tersebut merupakan tradisi pada masa Megalithikum di mana mayat dimasukan ke dalam sarkofagus.
b.        Bangunan Masjid

         Masjid merupakan bangunan hasil kebudayaan Islam yang digunakan umatnya untuk beribadah.Bangunan masjid ini biasanya berkembang seiring dengan kebudayaan yang ada.
         Seperti halnya di Indonesia, bentuk bangunannya tentu akan sedidkit berbeda dengan masjid di Negara lain. Perpaduan budaya pada bangunan masjid terlihat dlam hal-hal sebagai berikut.Bentuk masjid di Indonesia terutama di Pulau Jawa berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki yang tinggi serta pejal. Atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih. Bagan-bagan lain, seperti mihrab dengan lengkung pola kalamakara, mimbar yang mengingatkan akan ukiran-ukiran pola teratai, mastaka atau memolo. Hal tersebut menunjukan adanya seni-seni bangunan tradisional yag telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam.

2.    Seni Rupa
      Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam pada seni rupa dapat dilihat dalam ukiran bangunan makam.Hiasan pada hijrat yang berupa susunan bingkai meniru bingkai candi.Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi.Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias bangunan makam atau masjid.


3.    Aksara
      Akulturasi kebudayaan Indonesia dan islam dalam hal aksaradiwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u, seperti lazimnya tulisan Arab.Tulisan Arab Melayu biasa disebut dengan Arab gundul.

4.    Seni Sastra
      Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan Jawa.Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Seperti Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Bayan Budiman. Disamping itu pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia.Misalnta, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.

5.    Sistem Pemerintahan
      Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan, sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan pra-Islam.Sebelum datang Islam, di Indonesia telah dikenal sistem pemerintahan berbentuk kerajaan.Raja mempunyai kekuasaan besar yang bersifat turun-temurun.Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur peerintahan dalam penyebutan raja.Raja tidak lagi dipanggil dengan maharaja, tetapi diganti menjadi julukan sultan.

6.    Sistem Kalender
      Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender  Jawa atau tarikh Jawa. Sebelum masuknya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender jawa, nama bulannya adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda mulud dan seterusnya. Sedangkan nama harinya Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad.

7.    Sistem Filsafat
      Dalam Fislsafatnya umat islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tsawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang orng-orang yang langsung mencari Tuhan karena terdorong oleh cinta dan rindu terhadap Tuhan.Para pencari Tuhan itu mengembara kemana-mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan tasawuf. Bersamaan dengan berkembangnya tasawuf, muncul tarekat di Indonesia, seperti tarekat qadariyah.Bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-Islam tampak dalam aliran kebatinan seperti ajaran manunggaling kawulo gusti dan filsafat Jawa sangat erat sekali dengan dunia pewayangan.

Sumber:
Kreatif, T. (2010). Sejarah SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mayeli, Y. S. (2012, Mei 17). Akulturasi antara Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Retrieved November 15, 2014, from http://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html?: http://youchenkymayeli.blogspot.com
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

2 komentar: