Kamis, 27 November 2014

Akulturasi Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia


A.          Tradisi Lokal Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusanrtara merupakan kondisi objektif yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi Islam di Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan system sosiokultural pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut kepercayaan masyarakat.
Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga memiliki sistem penghetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masuknya unsur baru dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi yang berbeda-beda.Adanya hukum adat yang terbentuk dari tradisi sosial buadaya masyarakat setempat merupakan bentuk paing jelas dari institusi lokal yang mengatur tatanan masyarakat.Berdasarkan pengelompokan yang diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat sembilan belas wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu.Interaksi antara hukum Islam dan hukum adat yang telah ada sebelum Islam menjadi pedebatan di berbagai daerah. Daerah yang memiliki adat sangat tinggi dan paling terpengaruh oleh proses Islamisasi antaralain Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
Kepercayaan atau tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi megalithikum pada dasarnya berkaitan pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi pada alam. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah     hasil dari masyarakat lokal untuk menciptakan keteraturan dengan cara membagi beberapa hal seperti benda, binatang, manusia dan roh. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara dalam menjaga tatanan keteraturan tersebut menceritakan kembali mitos, melakukan serangkaian upacara adat, kemudian mempraktekan bagaimana cara bercocok tanam, serta melakukan korban dan selamatan. Setelah masuknya pengaruh asing, tradisi dan kepercayaan lokal tidak hilang begitu saja.Agama Islam yang masuk ke Nusantara berhadapan dengan tradisi dan kepercayaan Hindu-Buddha dan lokal.
                    
B.      Perpaduan Tradisi lokal dengan tradisi     Hindu-Buddha
Sebelum masuknya kepercayaan dan kebudayaan Hindu-Buddha, Indonesia telah memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang cukup maju.Masuknya budaya Hndu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup besar.Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang cukup maju, jadi masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan kebudayaan asli Indonesia.Dengan demikian, lahirlah kebudayaan baru yaitu merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu Buddha. Akulturasi kebudayaan tersebut antara lain adalah:
1.                    Sistem Kepercayaan
                        Sebelum masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, kita ketahui bahwa dejak zaman prasejarah bangsa Indonesi telah memiliki sistem kepercayaan yaitu memuja arwah roh nenek moyang (animisme), kepercayaan terhadap binatang yang memiliki kekuatan magis (totenisme), dan kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan magis (dinamisme). Dengan masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia terjadilah akulturasi. Sebagai contoh apabila dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa di candi , terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Begitu pun dengan sesajen-sesajen yang dipersembahkan untuk dewa, hal itu menyerupai sistem kepercayaan pada zaman prasejarah.
           
2.                    Filsafat
                        Wujud akulturasi Indonesia dan Hindu-Buddha di bidang filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang. Isi cerita tersebut mengandung nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan berakhir dengan kehancuran.
                        Seni wayang yang sudah populer dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.Namun, penampilan wujud tokoh dalamwayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.Baik dalam agama Hindu maupun Buddha, keduanya mempercayai hukum karma dan reinkarnasi.

3.                 Pemerintahan
                        Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pemerintahan di Nusantara berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpinatau kepala suku dilakukan melalui pemilihan.Setelah masuknya Hindu-Buddha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tetapi secara turun-temurun. Namun dalam seiring berjalannya sistem kerajaan, sifat pemerintahan demokratis pun masih tetap ada. Pemerintah kerajaan tetap melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

4.                    Seni Bangunan
                        Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi.Bentuk bangunan candi dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi, tubuh candi, dan kepala candi. Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambing jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian di atasnya terdapat patung dewa ( Syiwa jika menganut agama Hindu Syiwa atau Wisnu bila menganut Hindu Wisnu), dan pada puncaknya terdapat lambing para dewa (teratai). Dengan demikian, jika dilihat dari bentuk bangunan candi ada kemiripan dengan bangunan punden berundak.Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsure Hindu-Buddha dan unsur Indonesia.

5.                    Seni Rupa
                        Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha berpengaruh terhadap  perkembangan seni rupa di Indonesia. Contoh, seni hias yang berbentuk relief pada dinding candi di Indonesia menunjukan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Buddha.Hiasan relief pada candi biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.
                         Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang Buddha  Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia, karena ditemukannya gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati.
           

6.                    Seni Sastra
                        Pengaruh seni sastra di India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia.Bahasa Sansekerta berpengaruh besar terhadap sastra Indonesia.Beberapa prasasti di Indonesia umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.Dalam perkembangan bahasa Indonesia  saat ini, bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam pemerintahan. Selain itu juga, bahasa sansekerta digunakanm dalam kitab-kitab kuno di Indonesia seperti Baratayudha dan Mahabarata.
           


7.                    Sistem Kalender
                        Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Buddha turut berpengaruh dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia.Kemudian ditemukannya candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan kalender Saka.
                        Tahun Saka dimulai tahun 78M.Kalender saka merupakan kalender dari India yang digunakan di Indonesia.Penggunaan kalender Saka ditemukan di dalam Prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 606 Saka (684 M).Contoh prasasti tersebut adalah wujud dari akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dan Indonesia.


C. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budddha, dan Islam di Indonesia

Ketika Islam masuk dan berkembang di Indonesia, dengan seiringnya waktu kebudayaan Islam pun ikut berkembang.Unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam budaya Indonesia tanpa menghilangkan kebudayaan yang sebelumnya sudah ada.Kemudian lahirlah kebudayaaan baru, yaitu akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dan mencangkup pula kebudayaan Hindu-Budhha. Perpaduan budaya Islam dengan Indonesia antara lain sebagai berikut.

1.          Seni Bangunan
a.      Bangunan Makam
Makam adalah salah satu bentuk kebudayaan Islam, namun di Indonesia sendiri mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur lokal sendiri dengan unsur Islam.Seperti berikut ini.
1)      Fisik  Bangunan
Makam yang sering dijumpai di Indonesia adalah makam yang menggunakan tambahan batu-bata seperti bangunan rumah.Namun, sebenarnya dalam ajaran Islam tidak ada aturan seperti itu. Dari hal tersebutlah dapat terlihat bahwa kebudayaan Islam  yang ada di Indonesia berkembang tidak terlepas dengan kebudayaan sebelumnya. Karena, bentuk yang menyerupai bangunan rumah tersebut adalah menyerupai candi dan punden berundak.

2)      Tata Upacara Pemakaman
Pada tata upacara pemakaman terlihat ada akulturasi antara Islam dengan tradisi lokal.Biasanya setelah penguburan diadakan selamatan tiga hari, tujuh hari, sampai empat puluh hari, tradisi tersebut merupakan akulturasi dengan Hindu-Buddha.Selain itu, ada juga tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti hal tersebut merupakan tradisi pada masa Megalithikum di mana mayat dimasukan ke dalam sarkofagus.
b.        Bangunan Masjid

         Masjid merupakan bangunan hasil kebudayaan Islam yang digunakan umatnya untuk beribadah.Bangunan masjid ini biasanya berkembang seiring dengan kebudayaan yang ada.
         Seperti halnya di Indonesia, bentuk bangunannya tentu akan sedidkit berbeda dengan masjid di Negara lain. Perpaduan budaya pada bangunan masjid terlihat dlam hal-hal sebagai berikut.Bentuk masjid di Indonesia terutama di Pulau Jawa berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki yang tinggi serta pejal. Atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih. Bagan-bagan lain, seperti mihrab dengan lengkung pola kalamakara, mimbar yang mengingatkan akan ukiran-ukiran pola teratai, mastaka atau memolo. Hal tersebut menunjukan adanya seni-seni bangunan tradisional yag telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam.

2.    Seni Rupa
      Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam pada seni rupa dapat dilihat dalam ukiran bangunan makam.Hiasan pada hijrat yang berupa susunan bingkai meniru bingkai candi.Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi.Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias bangunan makam atau masjid.


3.    Aksara
      Akulturasi kebudayaan Indonesia dan islam dalam hal aksaradiwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u, seperti lazimnya tulisan Arab.Tulisan Arab Melayu biasa disebut dengan Arab gundul.

4.    Seni Sastra
      Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan Jawa.Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Seperti Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Bayan Budiman. Disamping itu pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia.Misalnta, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.

5.    Sistem Pemerintahan
      Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan, sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan pra-Islam.Sebelum datang Islam, di Indonesia telah dikenal sistem pemerintahan berbentuk kerajaan.Raja mempunyai kekuasaan besar yang bersifat turun-temurun.Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur peerintahan dalam penyebutan raja.Raja tidak lagi dipanggil dengan maharaja, tetapi diganti menjadi julukan sultan.

6.    Sistem Kalender
      Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender  Jawa atau tarikh Jawa. Sebelum masuknya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender jawa, nama bulannya adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda mulud dan seterusnya. Sedangkan nama harinya Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad.

7.    Sistem Filsafat
      Dalam Fislsafatnya umat islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tsawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang orng-orang yang langsung mencari Tuhan karena terdorong oleh cinta dan rindu terhadap Tuhan.Para pencari Tuhan itu mengembara kemana-mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan tasawuf. Bersamaan dengan berkembangnya tasawuf, muncul tarekat di Indonesia, seperti tarekat qadariyah.Bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-Islam tampak dalam aliran kebatinan seperti ajaran manunggaling kawulo gusti dan filsafat Jawa sangat erat sekali dengan dunia pewayangan.

Sumber:
Kreatif, T. (2010). Sejarah SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mayeli, Y. S. (2012, Mei 17). Akulturasi antara Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Retrieved November 15, 2014, from http://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html?: http://youchenkymayeli.blogspot.com
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Minggu, 09 November 2014

Proses Masuknya Agama Islam ke Indonesia




Peta persebaran Islam di Indonesia

A. Teori-teori Masukya Agama Islam ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:
1)    Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya Batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al-Shaleh pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye,W.F. Stutterheim dan Bernard H. M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik  Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia. (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
2)    Teori Mekkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat.Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a.  Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam, dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita dari Cina.
b. Kerjaan Samudera Pasai penganut aliran mahzab Syafi’i, dimana    pengaruh mahzab  Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mahzab Hanafi.
c. Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung Teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan polotik Islam, jadi masuknya ke Inonesia terjadi jauh sebelumnya abad ke-7 dan berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3)    Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dari teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. DiSumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat.
c.  Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
d. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah namasalah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

Sumber-sumber yang menerangkan masuk dan berkembangnya agama Islam ke nusantara.
a. Sumber dari luar negeri.
1) Berita dari bangsa Arab yang melakukan perdagangan dengan    Indonesia sekitar abad ke-7 pada masa kerajaan Sriwijaya.
2)  Berita dari Marco Polo tentang adanya kerajaan Islam yang pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai.
3) Berita dari India bahwa para pedagang India dari Gujarat telah melakukan penyebaran Islam di Nusantara.
4) Catatan Ma-Huan dari Cina, yang menceritakan bahwa kira-kira sekitar tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang tinggal di pesisir pantai utara Pulau Jawa.
b. Sumber dari dalam negeri.
1) Penemuan batu di Lenan Gresik yang telah menggunakan bahsa Arab dan diduga telah adalah makam dari Fatimah Binti Maimun (1028).
2) Makam Sultan Malik As-Shaleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan 676 H atau1297 M.
3) Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang Wafat tahun 1419 M.
Ditengah perbedaan penafsiran proses masuk dan berkembangannya agama Islam di Nusantara tersebut, para ahli sepakat bahwa golongan pembawa agama Islam di Nusantara adalah kaum pedagang, selain sebagai kewajiban seorang Muslim, penyebaran agama melalui perdgangan ketika itu merupakam jalan yang paling efisien. Pada saat itu pelayaran dan perdgangan internasional sangant berkembang. Tidak heran jika daerah pesisir pantai terlebih dahulu memeluk agama Islam adalah daerah Pesisir. Selain itu, kaum mubaligh atau guru agama juga datang untuk mengajarkan dan menyebarkan agama Islam. Kedatangan para mubaligh ini mempercepat islamisasi daerah-daerah di Nusantara. Mereka mendirikan banyak pesantren yang mencetak kader-kader ulama atau guru agama lokal. Golongan lain yang juga disebut sebagai pembawa agama Islam adalah penganut Tasawuf (kaum sufi). Mereka diperkirakan masuk ke Nusantara pada abad ke-13.
Selain golongan pembawa tentu terdapat pula golongan penerima agama Islam. Diantaranya adalah
1) Para adipati pesisir yang langsung berhubungan denagn pedagang muslim,
2)  Raja dan bangsawan yang ikut mempercepat perkembangan Islam,
3)  Para pedagang muslim yang terlibat langsung dengan pedagang Islam dari luar,
4)  Para wali songo,
5)  Rakyat yang di Islamkan Wali songo.
B. Saluran dan Proses Islamisasi di Nusantara
Islamisasi di nusantara pada umumnya berjalan damai, melalui perdagangan dan dakwah oleh para mubaligh dan sufi. Namun, ada kalanya penyebaran diwarnai dengan penaklukan, misalnya jika situasi politik dikerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Disamping itu, islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan kekuasaan dalam menghadapi lawan.
a.    Perdagangan
Islamisai melaluai jalur perdagangan terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada abad ke-7 hingga abad ke-16. Pada saat iti, pedagang muslim yang berdagang ke nusantara semakin banyak sehingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan. Dari tempat ini, mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli sambil menyebarkan agama Islam.
b.    Perkawinan
Para pedagang yang datang ke nusantara danyak yang menikah dengan wanita pribumi. Sebelum perkawinan berlangsung, wanita-wanita pribumi yang belum beragama Islam diminta mengucapkan syahadatsebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya. Dengan proses seperti ini, kelompok mereka semakin besar dan lambat laun berkembang dari komunitas kecil menjadi kerajaan-kerajaan Islam.


c.    Tasawuf
Saluran penyebaran Islam yang tidak kalah pentingnya adalah melalui tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa tokoh penyebar tasawuf yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syekh Abdul Shamad dan Nuruddin Ar-Ranirry.
d.    Kesenian
Saluran penyebaran agama Islam di Nusantara terlihat pula dalam kesenian Islam, seperti peninggalan seni bangunan, seno pahat, seni musik, dan seni sastra. Hasil-hasil tersebut dapat pula dilihat pada masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh.
e.    Dakwah Wali Songo
Proses penyebaran Islam di Nusantara khususnya di pulau Jawa tidak lepas dari peranan para wali. Para wali bertindak sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama Islam. Dengan bekalpengetahuan agama dan keahlian tersebut,para wali mendapat banyak pengikut dan sangat dihormati.
Di Jawa, terdapat sembilan wali yang sangat terkenal. Para wali ini kemudian dikemal dengan sebutan Wali Songo ( wali sembilan, karena jumlah wali ada sembilan orang). Mereka adalah sebagai berikut.
1.        Sunan Ampel (Raden Rahmat), di Ampel, Surabaya.
2.        Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
3.        Sunan Giri (Raden Paku), di Bukit Giri, Surabaya.
4.        Sunan Drajat, di Drajat, Surabaya.
5.        Sunan Bonan (Makdum Ibrahim), di Bonang, Tuban
6.        Sunan Muria, yang tinggal di lereng gunung Muria, Kudus.
7.        Sunan Kalijaga (Joko Said), di Kalidangu, Demak.
8.        Sunan Kudus, yang bertempat tinggal di Kudus.
9.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), di Gunung Jati, Cirebon

Perkembangan Islam di Nusantara
Ada beberapa faktor yang menyebabkan agama Islam dapat berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
1. Syarat masuk agama Islam sangatlah mudah. Seseorang hanya butuh mengucapkan kalimat syahadat untuk bisa secara resmi masuk Islam.
2. Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan perbedaan kasta. Setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba Allah SWT. Kenyataan ini berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana masyarakat terbagi dalam kasta-kasta.
3. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan yang relatif damai (tanpa melalui kekerasan)
4.  Sifat masyarakat Nusantara yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Di dalam pergaulan itu, terjadi saling mempengaruhi dan saling pengertian.
5. Upacara-upacara ke agamaan dalam Islam lebih sederhana, dan di padankan dengan upacara-upacara yang telah ada sebelumnya.
Faktor-faktor diatas, didikung pula dengan semangat para penganut Islam untuk terus menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut agama Islam, menyebarkan agama Islam adalah sebuah kewajiban. (Utami, 2013)

Sumber:
Utami, R. S. (2013, Maret 25). Proses Masuknya Agama Islam di Indonesia. Dipetik November 9, 2014, dari http://prosesmasukdanberkembangyaadamaislam.blogspot.com/: http://prosesmasukdanberkembangyaadamaislam.blogspot.com/





Sabtu, 08 November 2014

Apa itu Sejarah?

Asal-Usul Kata Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun, yang berarti pohon kayu. Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol, yaitu simbol kehidupan. Di dalam pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif, tidak pasif. Dinamika ini terus-menerus terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan.
Selain istilah syajaratun yang berasal dari bahasa Arab, terdapat katakata Arab lainnya yang memiliki arti hampir sama dengan kata syajaratun, seperti silsilah, riwayat atau hikayat, kisah, dan tarikh. Istilah lainnya yang berasal dari kata asing yang sama dengan kata sejarah yaitu history dari bahasa Inggris,geschichte berasal dari bahasa Jerman, dan gechiedenis berasal dari bahasa Belanda. History berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu historia (dibaca istoria), yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”.
Menurut filosof Yunani Aristoteles, historia berarti pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam, tanpa mempersoalkan susunan kronologis. Dalam perkembangannya, istilah history sama dengan istilah scientia yang artinya pertelaan sistematis nonkronologis tentang gejala alam. Adapun historia lebih diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal ihwal manusia) dalam urutan kronologis. Dengan demikian, istilah history pada mulanya bukanlah berarti sejarah dalam pengertian sekarang, tetapi lebih dekat sebagai ilmu pengetahuan atau sains.
Dalam perkembangan kemudian, kata historia berarti sesuatu yang telah terjadi. Istilah ini sama dengan kata geschichte, berasal dari kata geschehen, yang berarti terjadi; dan gechiedenis, berasal dari kata geschieden, yang berarti terjadi. Kata historia yang berasal dari bahasa latin tersebut masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa lainnya. Misalnya historie atau l’hisrorie dalam bahasa Prancis, history dalam bahasa Inggris, dan istorya dalam bahasa Rusia.

Setelah anda mempelajari Asul-usul Kata Sejarah, pada bagian ini akan saya  sampaikan beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi dari kata Sejarah.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sejarah menurut beberapa ahli :
1.       J. Bank
Sejarah merupakan semua kejadian/peristiwa masa lampau. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.  semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut terdapat bagaimana manusia berperilaku.
2.     Robin Winks
Sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan masyarakat.
3.      Leopold von Ranke
Sejarah adalah apa yang sungguh-sungguh terjadi.
4.     Sir Charles Firth
Sejarah merekam kehidupan masyarakat manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus, merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangnnya. Robert V. Daniels Sejarah ialah kenangan dari tumpuan masa silam.  
5.      John Tosh
Sejarah adalah memori kolektif, sumber pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial orang-orang dan prospek orang-orang tersebut di masa yang akan datang.
6.      Henry Steele Commager
Sejarah merupakan rekaman keseluruhan tentang masa lampaukesusatraan, hukum, bangunan, pranata sosial, agama, filsafat, pokoknya semua yang teringat dalam memori manusia.
7.      Moh. Hatta
Sejarah dalam wujudnya memberikan pengertian tentang masalampau. Sejarah bukan sekadar melahirkan ceritera dari kejadian masa lalu sebagai masalah. Sejarah tidak sekadar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika, mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.
8.      Moh. Ali
Sejarah merupakan keseluruhan perubahan, dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
9.      Rochiati Wiriatmadja
Sejarah merupakan disiplin ilmu yang menjanjikan etika, moral, kebijaksanaan, nilai-nilai spiritual, dan kultural karena kajiannya yang bersifat memberikan pedoman kepada keseimbangan hidup,
10.  Muhammad Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran tentang kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.
11.    Nugroho Notosusanto
Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia sebagai mahluk bermasyarakat yang terjadi pada masa lampau.
12.  Sartono Kartodirdjo
Sejarah dapat didefinisikan sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau. Setiap pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau pementasan pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat hadir kembali (dalam kesadaran) peristiwa tersebut dengan pengungkapan verbal.
Kesimpulan Pengertian Sejarah
Seperti yang disinggung sebelumnya,  sejarah itu sangat urgent untuk di kaji, dipelihara dan diluruskan, karena jika sejarah itu jatuh ketangan “penguasa Jahat” maka akibatnya fatal, sang penguasa dapat memegang kekuasaan secara sewenang-wewang tentu saja dengan cara mengendlikan dan mengarahkan sejarah sesuai dengan selera penguasa.Tapi jika telah mengerti hakikat dari pengertian sejarah, maka niscaya sejarah itu akan berjalan sesuai dengan hakikat dari sejarah itu sendiri.
Kesimpulan pengertian sejarah kita dapat definiskan sebagai berikut, Sejarah adalah ilmu yang khusus mempelajari kejadian masa yang telah terjadi yang dilakukan oleh aktifitas manusia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau kejadian yang sebenarnya.

Sumber Referensi: