Rabu, 31 Desember 2014

Isu Kurikulum 2013




Kurikulum 2013 diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006

Kita ketahui  dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang fokus membahas atau mencari jalan keluar mengenai kurikulum yang baru diterapkan, yaitu kurikulum 2013. Banyak sekali pro dan kontra dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Mulai dari kalangan politik, guru, siswa , orang tua dan masayarakat luas. Sebenarnya apa yang salah dengan kurikulum 2013 ini ? Sehingga begitu banyak menimbulkan pro dan kontra. Memang aspek pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting terutama untuk menghasilkan  generasi penerus bangsa yang berkualitas demi kemajuan bangsanya sendiri. Begitupun yang terjadi saat ini di Negara kita yaitu pergantian kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 yang menjadikan suatu polemik di dunia pendidikan. Hal tersebut sangat menarik perhatian saya untuk mengakaji   Isu hangat mengenai pendidikan  di Indonesia yaitu “ Kurikulum 2013 diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006”. Menurut pendapat saya kurikulum 2013 ini adalah sebuah inovasi  yang baik dari kurikulum KTSP 2006. Mengapa? Karena adanya kurikulum baru ini tidak seolah-olah pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan secara percuma, namun dengan adanya kurikulum 2013 ini membuktikan bahwa pemerintah menginginkan perbaikan dalam bidang pendidikan yaitu dengan memperbaiki kurikulum sebelumnya.
“Selain itu, materi sejarah untuk SMK tidak ada dalam KTSP 2006. Materi budi pekerti dan karakter juga tidak ada, materi Bahasa Indonesia hanya dua jam pelajaran tapi Bahasa Inggris ada empat jam pelajaran, dan sebagainya.
Sementara itu, kesalahan dalam ketrampilan adalah menyederhanakan ketrampilan dengan prakarya, padahal ketrampilan itu juga menyangkut ketrampilan berpikir.
"Itu terjadi, karena Kurikulum 2013 tidak berpusat pada buku atau guru, Kurikulum 2013 juga bukan hafalan tapi mendorong berpikir kreatif, dan Kurikulum 2013 juga mengalihkan kurikulum yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa," beber dia.”
(Liputan6, 2014)
Kutipan tersebut adalah pendapat dari Mendikbud yaitu M. Nuh mengenai kurikulum 2013. Menurut interpretasi saya mengenai kembalinya lagi kurikulum 2013 ke KTSP 2006 akan menimbulkan kerugian. Yaitu kerugian terhadap siswa, karena kurikulum 2013 ini telah berjalan walaupun belum mencapai titik sempurna. Kemudian selain itu pergantian kurikulum juga mengharuskan adanya pergantian buku pelajaran yang pada kenyataannya buku-buku tersebut telah di cetak untuk memenuhi substansi dari kurikulum 2013 tersebut. Sehingga apabila kurikulum 2013 akan diberhentikan dan kembali lagi ke dalam KTSP 2006 akan menimbulkan kerugian dalam distribusi buku pelajaran yang telah berjalan. Seperti penjelasan yang saya kutip
“Kurikulum 2013 secara implementatif bukunya diserahkan ke siswa. Tidak lagi orang tua siswa menanggung buku. Termasuk buku untuk guru. Tapi setelah dikembalikan ke Kurikulum 2006, orang tua siswa menanggung beban untuk menyediakan buku ‎buat siswa. Itu salah satu kerugian dalam hal implementatif.” (Liputan6, Kerugian Siswa Tanpa Kurikulum 2013, 2014)
Banyak kegagalan penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah yang menyebabkan kurikulum  ini diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006. Ada beberapa permasalahan yang menyebabkan gagalnya penerapan kurikulum 2013 ini yaitu kesiapan seorang guru. Guru dituntut harus siap untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, namun pada kenyataannya kebanyakan guru  belum terlalu siap untuk mengimplementasikannya dikarenakan para guru belum terlalu paham dengan pergantian kurikulum 2013. Bagimanapun keadannya kita kidak bisa mengelak bahwa guru adalah salah satu pihak yang sangat menentukan berjalannya suatu kurikulum.
Menurut Retno, ketidaksiapan ini terlihat dari nilai tes akhir instruktur nasional yang rata-rata hanya memperoleh 63,92 poin pada saat pelatihan yang diberikan Kementerian selama lima hari. Dia memperkirakan pelaksanaan kurikulum 2013 itu tidak akan berjalan dengan baik dan juga tidak dapat menghasilkan murid yang berkualitas, karena banyak guru dan pejabat sekolah yang tidak paham apa sesungguhnya perubahan dalam kurikulum 2013.” (Rakyat, 2013)
Selain kesiapan  guru dalam menjalankan kurikulum 2013 ini , hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah fasilitas dan prasarana pendidikan. Tidak meratanya fasilitas dan prasarana pendidikan akan menghambat berjalannya penerapan kurikulum di berbagai sekolah. Kita ketahui Indonesia adalah Negara kepulauan dan masih banyak daerah-daerah yang tertinggal dan kurang mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai tidak seperti dikota- kota besar yang kemungkinan fasilitas dan sarana-prasarana di sekolahnya sangat memadai. Masih banyak kita temukan di daerah-derah terpencil , jangankan untuk mendapatkan fasilitas berupa teknologi yang canggih, namun ruangan kelas pun masih terlihat sangat miris. Oleh karena itu, kesiapan guru dan fasilitas pendidikan sangat penting untuk menjalankan suatu kurikulum 2013 ini.
Saya mendukung berjalannya kurikulum 2013, karena kurikulum 2013 ini merupakan suatu inovasi dalam dunia pendidikan agar dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas dan mampu bersaing dalam kancah dunia intenasional. Namun tetap perlu diadakannya suatu evaluasi untuk kurikulum 2013 ini agar dapat berjalan dengan baik. Salah satu hal yang perlu di evaluasi adalah pelatihan seluruh guru mengenai kurikulum 2013 agar berjalan dengan baik.
Nuh mengatakan memang benar ada sekitar 40 ribu guru belum dilatih. Tapi dia meminta masyarakat juga memperhatikan, bahwa sudah ada 1,2 juta guru yang sudah dilatih Kemendikbud.”   (JPNN.com, 2014)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengarahan guru mengenai kurikulum 2013 belum merata. Sehingga menurut pendapat saya agar kurikulum 2013 ini berjalan dengan baik yang paling utama yang harus diperhatikan adalah pelatihan guru mengenai pergantian kurikulum 2013 agar para guru siap dan mampu mengimplementasikan kurikulum tersebut. Selain itu ada satu hal lagi menurut saya yang harus diperbaiki agar kurikulum 2013 ini terimplementasikan dengan baik, yaitu seluruh fasilitas sekolah di Indonesia harus diperbaiki dan disamaratakan agar tidak ada sekolah yang mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ini.            





DAFTAR PUSTAKA

JPNN.com. (2014, Juli 19). Kurikulum 2013 JAlan Terus Meski Sarat Masalah. Retrieved Desember 30, 2014, from http://www.jpnn.com/read/2014/07/19/247081/Kurikulum-2013-Jalan-Terus-Meski-Sarat-Masalah-: http://www.jpnn.com
Liputan6. (2014, Desember 11). Eks Mendikbud M Nuh Blak-blakan Peralihan KTSP ke Kurikulum 2013. Retrieved Desember 30, 2014, from http://news.liputan6.com/read/2146272/eks-mendikbud-m-nuh-blak-blakan-peralihan-ktsp-ke-kurikulum-2013: http://news.liputan6.com
Liputan6. (2014, Desember 13). Kerugian Siswa Tanpa Kurikulum 2013. Retrieved Desemeber 30, 2014, from http://news.liputan6.com/read/2146991/kerugian-siswa-tanpa-kurikulum-2013: http://news.liputan6.com
Rakyat, P. (2013, Juli 19). Banyak Guru yang Belum Siap Laksanakan Kurikulum 2013. Retrieved Desember 30, 2014, from http://www.pikiran-rakyat.com/node/243377: http://www.pikiran-rakyat.com 

News, D. (2014, Juni 6). Ini Penjelasan Menteri Anies Terkait Kurikulum 2013 yang Dihentikan. Retrieved  Desember 30, 2014, from http://news.detik.com/read/2014/12/06/160334/2769640/10/ini-penjelasan-menteri-anies-terkait-kurikulum-2013-yang-dihentikan : http://news.detik.com

Kamis, 27 November 2014

Akulturasi Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia


A.          Tradisi Lokal Indonesia
Keragaman suku bangsa yang tersebar di Nusanrtara merupakan kondisi objektif yang penting dan sangat berpengaruh dalam keseluruhan proses penyebaran dan pembentukan tradisi Islam di Indonesia. Perbedaan suku bangsa itu tidak hanya menyangkut perbedaan bahasa, adat istiadat, dan system sosiokultural pada umumnya, tetapi juga perbedaan orientasi nilai yang menyangkut kepercayaan masyarakat.
Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga memiliki sistem penghetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masuknya unsur baru dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi yang berbeda-beda.Adanya hukum adat yang terbentuk dari tradisi sosial buadaya masyarakat setempat merupakan bentuk paing jelas dari institusi lokal yang mengatur tatanan masyarakat.Berdasarkan pengelompokan yang diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat sembilan belas wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu.Interaksi antara hukum Islam dan hukum adat yang telah ada sebelum Islam menjadi pedebatan di berbagai daerah. Daerah yang memiliki adat sangat tinggi dan paling terpengaruh oleh proses Islamisasi antaralain Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
Kepercayaan atau tradisi lokal dalam masyarakat yang masih terdapat sisa-sisa tradisi megalithikum pada dasarnya berkaitan pada keyakinan tentang adanya aturan tetap yang mengatasi segala yang terjadi pada alam. Tradisi kepercayaan dan sistem sosial budaya adalah     hasil dari masyarakat lokal untuk menciptakan keteraturan dengan cara membagi beberapa hal seperti benda, binatang, manusia dan roh. Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai cara dalam menjaga tatanan keteraturan tersebut menceritakan kembali mitos, melakukan serangkaian upacara adat, kemudian mempraktekan bagaimana cara bercocok tanam, serta melakukan korban dan selamatan. Setelah masuknya pengaruh asing, tradisi dan kepercayaan lokal tidak hilang begitu saja.Agama Islam yang masuk ke Nusantara berhadapan dengan tradisi dan kepercayaan Hindu-Buddha dan lokal.
                    
B.      Perpaduan Tradisi lokal dengan tradisi     Hindu-Buddha
Sebelum masuknya kepercayaan dan kebudayaan Hindu-Buddha, Indonesia telah memiliki kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang cukup maju.Masuknya budaya Hndu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup besar.Seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kebudayaan yang cukup maju, jadi masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan kebudayaan asli Indonesia.Dengan demikian, lahirlah kebudayaan baru yaitu merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dengan Hindu Buddha. Akulturasi kebudayaan tersebut antara lain adalah:
1.                    Sistem Kepercayaan
                        Sebelum masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia, kita ketahui bahwa dejak zaman prasejarah bangsa Indonesi telah memiliki sistem kepercayaan yaitu memuja arwah roh nenek moyang (animisme), kepercayaan terhadap binatang yang memiliki kekuatan magis (totenisme), dan kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan magis (dinamisme). Dengan masuknya kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia terjadilah akulturasi. Sebagai contoh apabila dalam upacara keagamaan atau pemujaan terhadap dewa di candi , terlihat pula adanya unsur pemujaan terhadap roh nenek moyang. Begitu pun dengan sesajen-sesajen yang dipersembahkan untuk dewa, hal itu menyerupai sistem kepercayaan pada zaman prasejarah.
           
2.                    Filsafat
                        Wujud akulturasi Indonesia dan Hindu-Buddha di bidang filsafat dapat ditemukan dalam cerita wayang. Isi cerita tersebut mengandung nilai filosofis, yaitu bahwa kebenaran dan kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan dan kemenangan. Sebaliknya, keserakahan dan kecurangan akan berakhir dengan kehancuran.
                        Seni wayang yang sudah populer dalam kehidupan masyarakat Indonesia bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang berasal dari India.Namun, penampilan wujud tokoh dalamwayang tersebut adalah budaya Indonesia yang antara daerah satu dan lainnya berbeda.Baik dalam agama Hindu maupun Buddha, keduanya mempercayai hukum karma dan reinkarnasi.

3.                 Pemerintahan
                        Sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha, pemerintahan di Nusantara berlangsung secara demokratis, yaitu untuk menentukan seorang pemimpinatau kepala suku dilakukan melalui pemilihan.Setelah masuknya Hindu-Buddha dikenal sistem pemerintahan kerajaan yang tidak lagi dipilih secara demokratis, tetapi secara turun-temurun. Namun dalam seiring berjalannya sistem kerajaan, sifat pemerintahan demokratis pun masih tetap ada. Pemerintah kerajaan tetap melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

4.                    Seni Bangunan
                        Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia membawa pengaruh terhadap seni bangunan, terutama bangunan candi.Bentuk bangunan candi dibagi menjadi tiga bagian yaitu kaki candi, tubuh candi, dan kepala candi. Pada candi Hindu ditemukan pripih yang berisikan lambing jasmaniah raja (yang membuat candi), kemudian di atasnya terdapat patung dewa ( Syiwa jika menganut agama Hindu Syiwa atau Wisnu bila menganut Hindu Wisnu), dan pada puncaknya terdapat lambing para dewa (teratai). Dengan demikian, jika dilihat dari bentuk bangunan candi ada kemiripan dengan bangunan punden berundak.Oleh karena itu, pada candi ditemukan unsure Hindu-Buddha dan unsur Indonesia.

5.                    Seni Rupa
                        Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha berpengaruh terhadap  perkembangan seni rupa di Indonesia. Contoh, seni hias yang berbentuk relief pada dinding candi di Indonesia menunjukan adanya akulturasi antara budaya Indonesia dan Hindu-Buddha.Hiasan relief pada candi biasanya merupakan suatu cerita yang berhubungan dengan agama.
                         Relief pada dinding Candi Borobudur seharusnya adalah cerita tentang riwayat Sang Buddha  Gautama. Namun, yang digambarkan adalah suasana kehidupan masyarakat Indonesia, karena ditemukannya gambar perahu bercadik, rumah panggung, dan burung merpati.
           

6.                    Seni Sastra
                        Pengaruh seni sastra di India juga turut memberi corak dalam seni sastra Indonesia.Bahasa Sansekerta berpengaruh besar terhadap sastra Indonesia.Beberapa prasasti di Indonesia umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.Dalam perkembangan bahasa Indonesia  saat ini, bahasa sansekerta cukup dominan, terutama dalam pemerintahan. Selain itu juga, bahasa sansekerta digunakanm dalam kitab-kitab kuno di Indonesia seperti Baratayudha dan Mahabarata.
           


7.                    Sistem Kalender
                        Sistem penanggalan (kalender) Hindu-Buddha turut berpengaruh dalam kebudayaan Indonesia, yaitu digunakannya kalender Saka di Indonesia.Kemudian ditemukannya candrasangkala dalam usaha memperingati suatu peristiwa dengan kalender Saka.
                        Tahun Saka dimulai tahun 78M.Kalender saka merupakan kalender dari India yang digunakan di Indonesia.Penggunaan kalender Saka ditemukan di dalam Prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 606 Saka (684 M).Contoh prasasti tersebut adalah wujud dari akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dan Indonesia.


C. Perpaduan Tradisi Lokal, Hindu-Budddha, dan Islam di Indonesia

Ketika Islam masuk dan berkembang di Indonesia, dengan seiringnya waktu kebudayaan Islam pun ikut berkembang.Unsur kebudayaan tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam budaya Indonesia tanpa menghilangkan kebudayaan yang sebelumnya sudah ada.Kemudian lahirlah kebudayaaan baru, yaitu akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam dan mencangkup pula kebudayaan Hindu-Budhha. Perpaduan budaya Islam dengan Indonesia antara lain sebagai berikut.

1.          Seni Bangunan
a.      Bangunan Makam
Makam adalah salah satu bentuk kebudayaan Islam, namun di Indonesia sendiri mempunyai ciri-ciri perpaduan antara unsur lokal sendiri dengan unsur Islam.Seperti berikut ini.
1)      Fisik  Bangunan
Makam yang sering dijumpai di Indonesia adalah makam yang menggunakan tambahan batu-bata seperti bangunan rumah.Namun, sebenarnya dalam ajaran Islam tidak ada aturan seperti itu. Dari hal tersebutlah dapat terlihat bahwa kebudayaan Islam  yang ada di Indonesia berkembang tidak terlepas dengan kebudayaan sebelumnya. Karena, bentuk yang menyerupai bangunan rumah tersebut adalah menyerupai candi dan punden berundak.

2)      Tata Upacara Pemakaman
Pada tata upacara pemakaman terlihat ada akulturasi antara Islam dengan tradisi lokal.Biasanya setelah penguburan diadakan selamatan tiga hari, tujuh hari, sampai empat puluh hari, tradisi tersebut merupakan akulturasi dengan Hindu-Buddha.Selain itu, ada juga tradisi memasukkan jenazah ke dalam peti hal tersebut merupakan tradisi pada masa Megalithikum di mana mayat dimasukan ke dalam sarkofagus.
b.        Bangunan Masjid

         Masjid merupakan bangunan hasil kebudayaan Islam yang digunakan umatnya untuk beribadah.Bangunan masjid ini biasanya berkembang seiring dengan kebudayaan yang ada.
         Seperti halnya di Indonesia, bentuk bangunannya tentu akan sedidkit berbeda dengan masjid di Negara lain. Perpaduan budaya pada bangunan masjid terlihat dlam hal-hal sebagai berikut.Bentuk masjid di Indonesia terutama di Pulau Jawa berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki yang tinggi serta pejal. Atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih. Bagan-bagan lain, seperti mihrab dengan lengkung pola kalamakara, mimbar yang mengingatkan akan ukiran-ukiran pola teratai, mastaka atau memolo. Hal tersebut menunjukan adanya seni-seni bangunan tradisional yag telah dikenal di Indonesia sebelum kedatangan Islam.

2.    Seni Rupa
      Wujud akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam pada seni rupa dapat dilihat dalam ukiran bangunan makam.Hiasan pada hijrat yang berupa susunan bingkai meniru bingkai candi.Salah satu cabang seni rupa yang berkembang pada awal penyebaran Islam di Indonesia adalah seni kaligrafi.Kaligrafi tersebut biasanya digunakan untuk menghias bangunan makam atau masjid.


3.    Aksara
      Akulturasi kebudayaan Indonesia dan islam dalam hal aksaradiwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab Melayu di Indonesia, yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menulis dalam bahasa Melayu. Tulisan Melayu tidak menggunakan tanda a, i, u, seperti lazimnya tulisan Arab.Tulisan Arab Melayu biasa disebut dengan Arab gundul.

4.    Seni Sastra
      Kesusastraan pada zaman Islam banyak berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan Jawa.Pengaruh yang kuat dalam karya sastra pada zaman Islam berasal dari Persia. Seperti Hikayat Amir Hamzah, dan Hikayat Bayan Budiman. Disamping itu pengaruh Hindu-Buddha juga terlihat dalam karya sastra Indonesia.Misalnta, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Kuda Semirang, dan Syair Panji Semirang.

5.    Sistem Pemerintahan
      Pengaruh agama Islam di Indonesia juga terjadi dalam bidang pemerintahan, sehingga terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan pra-Islam.Sebelum datang Islam, di Indonesia telah dikenal sistem pemerintahan berbentuk kerajaan.Raja mempunyai kekuasaan besar yang bersifat turun-temurun.Masuknya pengaruh Islam mengakibatkan perubahan struktur peerintahan dalam penyebutan raja.Raja tidak lagi dipanggil dengan maharaja, tetapi diganti menjadi julukan sultan.

6.    Sistem Kalender
      Wujud akulturasi budaya Indonesia dan Islam dalam sistem kalender dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender  Jawa atau tarikh Jawa. Sebelum masuknya Islam, masyarakat Jawa telah menggunakan kalender Saka yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender jawa, nama bulannya adalah Sura, Safar, Mulud, Bakda mulud dan seterusnya. Sedangkan nama harinya Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Ahad.

7.    Sistem Filsafat
      Dalam Fislsafatnya umat islam menggunakan pendekatan tasawuf. Tsawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang orng-orang yang langsung mencari Tuhan karena terdorong oleh cinta dan rindu terhadap Tuhan.Para pencari Tuhan itu mengembara kemana-mana. Mereka dinamakan sufi dan alirannya dinamakan tasawuf. Bersamaan dengan berkembangnya tasawuf, muncul tarekat di Indonesia, seperti tarekat qadariyah.Bentuk akulturasi ilmu tasawuf dengan budaya pra-Islam tampak dalam aliran kebatinan seperti ajaran manunggaling kawulo gusti dan filsafat Jawa sangat erat sekali dengan dunia pewayangan.

Sumber:
Kreatif, T. (2010). Sejarah SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mayeli, Y. S. (2012, Mei 17). Akulturasi antara Tradisi Lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Retrieved November 15, 2014, from http://youchenkymayeli.blogspot.com/2012/05/akulturasi-antara-tradisi-lokal-hindu.html?: http://youchenkymayeli.blogspot.com
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Minggu, 09 November 2014

Proses Masuknya Agama Islam ke Indonesia




Peta persebaran Islam di Indonesia

A. Teori-teori Masukya Agama Islam ke Indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:
1)    Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya Batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Sultan Malik Al-Shaleh pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye,W.F. Stutterheim dan Bernard H. M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik  Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia. (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
2)    Teori Mekkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat.Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a.  Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam, dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita dari Cina.
b. Kerjaan Samudera Pasai penganut aliran mahzab Syafi’i, dimana    pengaruh mahzab  Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut mahzab Hanafi.
c. Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung Teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan polotik Islam, jadi masuknya ke Inonesia terjadi jauh sebelumnya abad ke-7 dan berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3)    Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dari teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. DiSumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat.
c.  Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
d. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah namasalah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

Sumber-sumber yang menerangkan masuk dan berkembangnya agama Islam ke nusantara.
a. Sumber dari luar negeri.
1) Berita dari bangsa Arab yang melakukan perdagangan dengan    Indonesia sekitar abad ke-7 pada masa kerajaan Sriwijaya.
2)  Berita dari Marco Polo tentang adanya kerajaan Islam yang pertama di Nusantara yaitu Samudera Pasai.
3) Berita dari India bahwa para pedagang India dari Gujarat telah melakukan penyebaran Islam di Nusantara.
4) Catatan Ma-Huan dari Cina, yang menceritakan bahwa kira-kira sekitar tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang tinggal di pesisir pantai utara Pulau Jawa.
b. Sumber dari dalam negeri.
1) Penemuan batu di Lenan Gresik yang telah menggunakan bahsa Arab dan diduga telah adalah makam dari Fatimah Binti Maimun (1028).
2) Makam Sultan Malik As-Shaleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan 676 H atau1297 M.
3) Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang Wafat tahun 1419 M.
Ditengah perbedaan penafsiran proses masuk dan berkembangannya agama Islam di Nusantara tersebut, para ahli sepakat bahwa golongan pembawa agama Islam di Nusantara adalah kaum pedagang, selain sebagai kewajiban seorang Muslim, penyebaran agama melalui perdgangan ketika itu merupakam jalan yang paling efisien. Pada saat itu pelayaran dan perdgangan internasional sangant berkembang. Tidak heran jika daerah pesisir pantai terlebih dahulu memeluk agama Islam adalah daerah Pesisir. Selain itu, kaum mubaligh atau guru agama juga datang untuk mengajarkan dan menyebarkan agama Islam. Kedatangan para mubaligh ini mempercepat islamisasi daerah-daerah di Nusantara. Mereka mendirikan banyak pesantren yang mencetak kader-kader ulama atau guru agama lokal. Golongan lain yang juga disebut sebagai pembawa agama Islam adalah penganut Tasawuf (kaum sufi). Mereka diperkirakan masuk ke Nusantara pada abad ke-13.
Selain golongan pembawa tentu terdapat pula golongan penerima agama Islam. Diantaranya adalah
1) Para adipati pesisir yang langsung berhubungan denagn pedagang muslim,
2)  Raja dan bangsawan yang ikut mempercepat perkembangan Islam,
3)  Para pedagang muslim yang terlibat langsung dengan pedagang Islam dari luar,
4)  Para wali songo,
5)  Rakyat yang di Islamkan Wali songo.
B. Saluran dan Proses Islamisasi di Nusantara
Islamisasi di nusantara pada umumnya berjalan damai, melalui perdagangan dan dakwah oleh para mubaligh dan sufi. Namun, ada kalanya penyebaran diwarnai dengan penaklukan, misalnya jika situasi politik dikerajaan-kerajaan itu mengalami kekacauan akibat perebutan kekuasaan. Disamping itu, islam juga berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan kekuasaan dalam menghadapi lawan.
a.    Perdagangan
Islamisai melaluai jalur perdagangan terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada abad ke-7 hingga abad ke-16. Pada saat iti, pedagang muslim yang berdagang ke nusantara semakin banyak sehingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan. Dari tempat ini, mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli sambil menyebarkan agama Islam.
b.    Perkawinan
Para pedagang yang datang ke nusantara danyak yang menikah dengan wanita pribumi. Sebelum perkawinan berlangsung, wanita-wanita pribumi yang belum beragama Islam diminta mengucapkan syahadatsebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya. Dengan proses seperti ini, kelompok mereka semakin besar dan lambat laun berkembang dari komunitas kecil menjadi kerajaan-kerajaan Islam.


c.    Tasawuf
Saluran penyebaran Islam yang tidak kalah pentingnya adalah melalui tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ajaran tasawuf ini banyak dijumpai dalam cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa tokoh penyebar tasawuf yang terkenal adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin, Syekh Abdul Shamad dan Nuruddin Ar-Ranirry.
d.    Kesenian
Saluran penyebaran agama Islam di Nusantara terlihat pula dalam kesenian Islam, seperti peninggalan seni bangunan, seno pahat, seni musik, dan seni sastra. Hasil-hasil tersebut dapat pula dilihat pada masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten, dan Aceh.
e.    Dakwah Wali Songo
Proses penyebaran Islam di Nusantara khususnya di pulau Jawa tidak lepas dari peranan para wali. Para wali bertindak sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama Islam. Dengan bekalpengetahuan agama dan keahlian tersebut,para wali mendapat banyak pengikut dan sangat dihormati.
Di Jawa, terdapat sembilan wali yang sangat terkenal. Para wali ini kemudian dikemal dengan sebutan Wali Songo ( wali sembilan, karena jumlah wali ada sembilan orang). Mereka adalah sebagai berikut.
1.        Sunan Ampel (Raden Rahmat), di Ampel, Surabaya.
2.        Sunan Maulana Malik Ibrahim di Gresik.
3.        Sunan Giri (Raden Paku), di Bukit Giri, Surabaya.
4.        Sunan Drajat, di Drajat, Surabaya.
5.        Sunan Bonan (Makdum Ibrahim), di Bonang, Tuban
6.        Sunan Muria, yang tinggal di lereng gunung Muria, Kudus.
7.        Sunan Kalijaga (Joko Said), di Kalidangu, Demak.
8.        Sunan Kudus, yang bertempat tinggal di Kudus.
9.        Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), di Gunung Jati, Cirebon

Perkembangan Islam di Nusantara
Ada beberapa faktor yang menyebabkan agama Islam dapat berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
1. Syarat masuk agama Islam sangatlah mudah. Seseorang hanya butuh mengucapkan kalimat syahadat untuk bisa secara resmi masuk Islam.
2. Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan perbedaan kasta. Setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba Allah SWT. Kenyataan ini berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana masyarakat terbagi dalam kasta-kasta.
3. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan yang relatif damai (tanpa melalui kekerasan)
4.  Sifat masyarakat Nusantara yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Di dalam pergaulan itu, terjadi saling mempengaruhi dan saling pengertian.
5. Upacara-upacara ke agamaan dalam Islam lebih sederhana, dan di padankan dengan upacara-upacara yang telah ada sebelumnya.
Faktor-faktor diatas, didikung pula dengan semangat para penganut Islam untuk terus menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut agama Islam, menyebarkan agama Islam adalah sebuah kewajiban. (Utami, 2013)

Sumber:
Utami, R. S. (2013, Maret 25). Proses Masuknya Agama Islam di Indonesia. Dipetik November 9, 2014, dari http://prosesmasukdanberkembangyaadamaislam.blogspot.com/: http://prosesmasukdanberkembangyaadamaislam.blogspot.com/