Rabu, 31 Desember 2014

Isu Kurikulum 2013




Kurikulum 2013 diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006

Kita ketahui  dunia pendidikan di Indonesia saat ini sedang fokus membahas atau mencari jalan keluar mengenai kurikulum yang baru diterapkan, yaitu kurikulum 2013. Banyak sekali pro dan kontra dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Mulai dari kalangan politik, guru, siswa , orang tua dan masayarakat luas. Sebenarnya apa yang salah dengan kurikulum 2013 ini ? Sehingga begitu banyak menimbulkan pro dan kontra. Memang aspek pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting terutama untuk menghasilkan  generasi penerus bangsa yang berkualitas demi kemajuan bangsanya sendiri. Begitupun yang terjadi saat ini di Negara kita yaitu pergantian kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013 yang menjadikan suatu polemik di dunia pendidikan. Hal tersebut sangat menarik perhatian saya untuk mengakaji   Isu hangat mengenai pendidikan  di Indonesia yaitu “ Kurikulum 2013 diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006”. Menurut pendapat saya kurikulum 2013 ini adalah sebuah inovasi  yang baik dari kurikulum KTSP 2006. Mengapa? Karena adanya kurikulum baru ini tidak seolah-olah pemerintah hanya mengeluarkan kebijakan secara percuma, namun dengan adanya kurikulum 2013 ini membuktikan bahwa pemerintah menginginkan perbaikan dalam bidang pendidikan yaitu dengan memperbaiki kurikulum sebelumnya.
“Selain itu, materi sejarah untuk SMK tidak ada dalam KTSP 2006. Materi budi pekerti dan karakter juga tidak ada, materi Bahasa Indonesia hanya dua jam pelajaran tapi Bahasa Inggris ada empat jam pelajaran, dan sebagainya.
Sementara itu, kesalahan dalam ketrampilan adalah menyederhanakan ketrampilan dengan prakarya, padahal ketrampilan itu juga menyangkut ketrampilan berpikir.
"Itu terjadi, karena Kurikulum 2013 tidak berpusat pada buku atau guru, Kurikulum 2013 juga bukan hafalan tapi mendorong berpikir kreatif, dan Kurikulum 2013 juga mengalihkan kurikulum yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa," beber dia.”
(Liputan6, 2014)
Kutipan tersebut adalah pendapat dari Mendikbud yaitu M. Nuh mengenai kurikulum 2013. Menurut interpretasi saya mengenai kembalinya lagi kurikulum 2013 ke KTSP 2006 akan menimbulkan kerugian. Yaitu kerugian terhadap siswa, karena kurikulum 2013 ini telah berjalan walaupun belum mencapai titik sempurna. Kemudian selain itu pergantian kurikulum juga mengharuskan adanya pergantian buku pelajaran yang pada kenyataannya buku-buku tersebut telah di cetak untuk memenuhi substansi dari kurikulum 2013 tersebut. Sehingga apabila kurikulum 2013 akan diberhentikan dan kembali lagi ke dalam KTSP 2006 akan menimbulkan kerugian dalam distribusi buku pelajaran yang telah berjalan. Seperti penjelasan yang saya kutip
“Kurikulum 2013 secara implementatif bukunya diserahkan ke siswa. Tidak lagi orang tua siswa menanggung buku. Termasuk buku untuk guru. Tapi setelah dikembalikan ke Kurikulum 2006, orang tua siswa menanggung beban untuk menyediakan buku ‎buat siswa. Itu salah satu kerugian dalam hal implementatif.” (Liputan6, Kerugian Siswa Tanpa Kurikulum 2013, 2014)
Banyak kegagalan penerapan kurikulum 2013 di beberapa sekolah yang menyebabkan kurikulum  ini diberhentikan dan kembali ke KTSP 2006. Ada beberapa permasalahan yang menyebabkan gagalnya penerapan kurikulum 2013 ini yaitu kesiapan seorang guru. Guru dituntut harus siap untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, namun pada kenyataannya kebanyakan guru  belum terlalu siap untuk mengimplementasikannya dikarenakan para guru belum terlalu paham dengan pergantian kurikulum 2013. Bagimanapun keadannya kita kidak bisa mengelak bahwa guru adalah salah satu pihak yang sangat menentukan berjalannya suatu kurikulum.
Menurut Retno, ketidaksiapan ini terlihat dari nilai tes akhir instruktur nasional yang rata-rata hanya memperoleh 63,92 poin pada saat pelatihan yang diberikan Kementerian selama lima hari. Dia memperkirakan pelaksanaan kurikulum 2013 itu tidak akan berjalan dengan baik dan juga tidak dapat menghasilkan murid yang berkualitas, karena banyak guru dan pejabat sekolah yang tidak paham apa sesungguhnya perubahan dalam kurikulum 2013.” (Rakyat, 2013)
Selain kesiapan  guru dalam menjalankan kurikulum 2013 ini , hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah fasilitas dan prasarana pendidikan. Tidak meratanya fasilitas dan prasarana pendidikan akan menghambat berjalannya penerapan kurikulum di berbagai sekolah. Kita ketahui Indonesia adalah Negara kepulauan dan masih banyak daerah-daerah yang tertinggal dan kurang mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai tidak seperti dikota- kota besar yang kemungkinan fasilitas dan sarana-prasarana di sekolahnya sangat memadai. Masih banyak kita temukan di daerah-derah terpencil , jangankan untuk mendapatkan fasilitas berupa teknologi yang canggih, namun ruangan kelas pun masih terlihat sangat miris. Oleh karena itu, kesiapan guru dan fasilitas pendidikan sangat penting untuk menjalankan suatu kurikulum 2013 ini.
Saya mendukung berjalannya kurikulum 2013, karena kurikulum 2013 ini merupakan suatu inovasi dalam dunia pendidikan agar dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas dan mampu bersaing dalam kancah dunia intenasional. Namun tetap perlu diadakannya suatu evaluasi untuk kurikulum 2013 ini agar dapat berjalan dengan baik. Salah satu hal yang perlu di evaluasi adalah pelatihan seluruh guru mengenai kurikulum 2013 agar berjalan dengan baik.
Nuh mengatakan memang benar ada sekitar 40 ribu guru belum dilatih. Tapi dia meminta masyarakat juga memperhatikan, bahwa sudah ada 1,2 juta guru yang sudah dilatih Kemendikbud.”   (JPNN.com, 2014)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengarahan guru mengenai kurikulum 2013 belum merata. Sehingga menurut pendapat saya agar kurikulum 2013 ini berjalan dengan baik yang paling utama yang harus diperhatikan adalah pelatihan guru mengenai pergantian kurikulum 2013 agar para guru siap dan mampu mengimplementasikan kurikulum tersebut. Selain itu ada satu hal lagi menurut saya yang harus diperbaiki agar kurikulum 2013 ini terimplementasikan dengan baik, yaitu seluruh fasilitas sekolah di Indonesia harus diperbaiki dan disamaratakan agar tidak ada sekolah yang mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 ini.            





DAFTAR PUSTAKA

JPNN.com. (2014, Juli 19). Kurikulum 2013 JAlan Terus Meski Sarat Masalah. Retrieved Desember 30, 2014, from http://www.jpnn.com/read/2014/07/19/247081/Kurikulum-2013-Jalan-Terus-Meski-Sarat-Masalah-: http://www.jpnn.com
Liputan6. (2014, Desember 11). Eks Mendikbud M Nuh Blak-blakan Peralihan KTSP ke Kurikulum 2013. Retrieved Desember 30, 2014, from http://news.liputan6.com/read/2146272/eks-mendikbud-m-nuh-blak-blakan-peralihan-ktsp-ke-kurikulum-2013: http://news.liputan6.com
Liputan6. (2014, Desember 13). Kerugian Siswa Tanpa Kurikulum 2013. Retrieved Desemeber 30, 2014, from http://news.liputan6.com/read/2146991/kerugian-siswa-tanpa-kurikulum-2013: http://news.liputan6.com
Rakyat, P. (2013, Juli 19). Banyak Guru yang Belum Siap Laksanakan Kurikulum 2013. Retrieved Desember 30, 2014, from http://www.pikiran-rakyat.com/node/243377: http://www.pikiran-rakyat.com 

News, D. (2014, Juni 6). Ini Penjelasan Menteri Anies Terkait Kurikulum 2013 yang Dihentikan. Retrieved  Desember 30, 2014, from http://news.detik.com/read/2014/12/06/160334/2769640/10/ini-penjelasan-menteri-anies-terkait-kurikulum-2013-yang-dihentikan : http://news.detik.com